Foto: Dok. Prib, Kejora O. Y/KM |
Oleh: Kejora Offy Yumte
CERPEN, KABARMAPEGAA.Com – Cerita rakyat yang melegenda yang diwariskan dari generasi kegenerasi diceritakan berulang kali oleh orang tua tentang asal usul orang kambu yaitu pada suatu ketika hidup sebuah keluarga yang belum mendapatkan keturunan, pada suatu hari mereka pergi kedusun untuk berkebun.
Sistem bercocok tanam yang dilakukan secara turun temurun adalah membersihkan semak belukar dan menebang pohon setelah itu dibiarkan beberapa hari sampai kering barulah dibakar selanjutkan kebun siap untuk ditanami.
Pada saat pembersihan kebun untuk ditanam dengan tanpa disengaja tanggan digigit ular kaki seribu dan mengeluarkan darah.
Darah dikuburkan di lubang yang dibuat untuk menam ubi atau keladi, setelah dikuburkan mereka beranjak pulang karna hari sudah senja yang dijemput aroma malam dengan nyanyian burung kontaif menemani mereka dalam perjalanan pulang kerumah kebun.
Membaringkan tubuh karena sudah seharian bekerja membanting tulang di ladang, dalam tidur tidak ditemukan petunjuk khusus yang disampaikan alam kepada mereka dan pada keesokan harinya mereka melanjutkan aktifitas seperti biasanya yaitu kembali kekebun dalam perjalanan menembus embun pagi yang teramat dingin serta nyanyian burung-burung pagi tidak juga ditemukan petunjuk khusus tentang sebuah misteri alam dengan terus melangkah semakin mendekati kebun barulah terdengar ada suara.
Tangisan seorang bayi dalam situasi yang penuh ketakutan mereka memberanikan diri untuk terus melangkah maju mendekati suara itu ketika semakin dekat Ia dikejutkan dengan sosok seorang bayi laki-laki yang berada ditempat dimana darah itu dikuburkan.
Cerita selanjutnya menjelaskan bahwa sebelum bayi laki-laki tersebut diangkat pertama-tama merekan membuat ritual kecil yang disebut tane boo, setelah mantra slesai dibaca barulah mereka bertanya apakah kau manusia.
Atau penunggu dalam selang waktu beberapa menit terdengar jawaban bayi itu yang disampaikan lewat petunjuk alam kayu berger menandakan bahwa dia adalah manusia, pertanyaan itu membuat mereka.
Langsung bergegas mengangkatnya dan dibawahnya pulang kerumah kebun, dibersihkan dan dirawatnya menjadi remaja dan diberi marga kambu.
Cerita rakyat itu perlu dilestarikan sebagai warisan budaya walaupun kita berbeda pendapat tentang cerita itu wajar karena sumber informasi kita berbeda, namun tetap dalam satu gerbong melestarikan budaya lewat tulisan karna kata-kata dapat sirnah tetapi tulisan mengabadikanya.
Legenda orang Kambu yang apa bila dijelaskan dalam kaca mata theologia sudah pasti tak pernah akan ditemukan titik temu alias jawabannya karena keyakinan pada legenda itu pilihan hidup yang bisa dijawab dengan takaran kejujuran yang tersaring oleh hukum alam. Legenda asal mula orang kambu.
Dituliskan kembali dengan tujuan melestarikan budaya karena kata orang kebanyakan di planet ini bahwa bangsa yang pintar adalah bangsa yang selalu menghormati dan menghargai budaya-Nya.
Demikian cerita legenda Marga Kambu. Akut, Bakit Kambu. Pokoknya kita tidak ingin hilang dari sejarah, maka menulis dari mana kamu berasal, jadikan tulisan sebagai ikatan lima sampai sepuluh generasi selanjutnya.
Penulis adalah Aktivis Jalanan West Papua
Editor: Frans Pigai
0 komentar:
Posting Komentar