Aksi pemasangan 1.000 lilin Deiyai Berdarah Foto :Frans Pigai |
SURABAYA, KABARMAPEGAA.com - Solidaritas Kemanusiaan Mahasiswa Papua dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Surabaya gelar kegiatan ibadah pemasangan 1.000 lilin untuk Deiyai berdarah dan sekaligus memperingati budaya Mambesak, tempat di Jln. Kalasan No.10 Asrama Kamasan III Papua Surabaya, Senin, (15/08/2017).
Ketua AMP KK Surabaya Stefanus Pigai, Kepada Media Kabarmapegaa.com mengatakan,kegiatan yang kami laksanakan malam ini dua agenda yakni, pemasangan 1000 lilin Deiyai berdarah dan memperingati budaya Mambesak Papua.
"Arti dari kegiatan aksi bakar 1.000 lilin adalah mengenang dan ikut merasakan duka cita atas penembakan oleh Brimob terhadap rakyat sipil di Deiyai yang menewaskan 1 orang tewas dan 6 orang yang masih dalam kondisi darurat" ungkap Pigai.
Lanjut Pigai, Mahasiswa Papua kita jangan diam.kita harus menyuarakan kebenaran dan keadilan dan salah satu bentuk yang kami lakukan ini adalah pemasangan 1000 lilin untuk kemenusiaan nyawa manusia yang telah mendahului kita.
Salah satu Mahasiswa Papua Kota Study Surabaya Hendrik mengatakan,Pemasangan lilin malam ini dipasang dalam bentuk Pulau Papua. kita sebagai orang Papua harus merasakan langsung situasional yang terjadi di tanah Papua, yakni bentuk pembunuhan melalui penembakan, tabrak lari, pembunuhan melalui budaya, merusak alam bahkan martabat manusia Papua.
“Segala bentuk masalah yang terjadi di tanah Papua, merupakan cara kita untuk merasakan dan kita pun harus satu untuk memperjuangkan demi kebenaran dan keadilan,”ujarnya.
Sementara itu, Pastor Honaratus Pigai Pr, dalam perenungan pemasangan 1.000 lilin dan memperingati hari lahir budaya Papua (Mambesak) berujar,kita di ciptakan secitra dan serupa dengan Allah sendiri, bukan secitra dengan binatang dan iblis, tapi ada manusia yang perilakunya seperti binatang dan iblis yang hanya menghilangkan nyawa manusia lain dan segala ciptaan yang ada di atas tanah Papua.
Lanjut Pastor Honaratus Pigai Pr,lebih baik kita yang masih ada menyadari keberadaan kita sebagai manusia yang bermartabat dan mempunyai jiwa semangat untuk memperjuangkan masa depan Papua.
“Pemasangan 1.000 lilin Deiyai berdarah dalam bentuk Pulau Papua adalah satu tubuh, luka di kaki air mata ikut keluar, dan luka di kaki maka menderita di seluruh tubuhnya,” Katanya.
Pewarta : Frans Pigai
Editor : MPP
0 komentar:
Posting Komentar