Kritik tersebut disampaikan oleh Amatus Douw, perwakilan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di Australia dan Vanuatu, di sela-sela pembicaraan isu West Papua di Forum Kepulauan Pasifik (PIF) yang sedang berlangsung di Pohnpei, Federasi Negara Mikronesia.
Pewarta : Audeles Douw
Para pimpinan ULMWP (termasuk Amatus Douw kiri bawah) berpose bersama PM Kepulauan Solomon Manaseh Sogavare (tengah, t-shirt biru) – Foto: Facebook |
Pernyataan Douw, seperti dilansir RNZI Kamis (8/9/2016), menyebutkan sebab kegagalan misi ‘Tim Pencari Fakta’ hasil rekomendasi PIF tahun lalu bukan oleh kesalahan pihak PIF, melainkan bukti betapa defensifnya Indonesia
“Pemerintah Indonesia terus melarikan diri dari kenyataan pelanggaraan HAM dan kolonialismenya terhadap Papua,” ujar Douw.
“Pemerintah Indonesia terus melarikan diri dari kenyataan pelanggaraan HAM dan kolonialismenya terhadap Papua,” ujar Douw.
Dirinya menegaskan, intervensi langsung PBB yang dibutuhkan saat ini. “Pemerintah Indonesia bisa terus membunuh anak-anak muda Papua, tetapi mereka tidak akan pernah bisa membunuh hukum internasional dan Piagam PBB terkait hak penentuan nasib sendiri, kebebasan dan kemerdekaan,” ujarnya.
Sebelumnya pihak kedutaan Indonesia di Selandia Baru, seperti dilansir media yang sama, sempat mengakui sulitnya penyelesaian persoalan HAM di Papua. Tetapi pihaknya menyatakan pemerintah sedang berupaya menanganinya.
Lagipula, lanjutnya, integrasi Papua ke Indonesia sudah melalui keputusan PBB, dan “itu final,” ujarnya.(*)
0 komentar:
Posting Komentar