Pengkaderan adalah suatu proses pembentukan karakter seseorang agar sepaham dengan ideologi ataupun agar orang tersebut mengerti aturan-aturan yang ada dalam suatu kelompok, sehingga orang tersebut dapat dengan mudah menyusuaikan diri dengan lingkungan barunya tersebut. Pengkaderan juga berfungsi sebagai sarana memperkenalkan lingkungan kepada mahasiswa baru dan saling menggenal antar sesama mahasiswa baru (masa orientasi). Pengkaderan juga pada hakikatnya adalah sebuah hal yang penting di dalam suatu kelompok ataupun organisasi, agar kelompok atau organisasi
tersebut dapat membentuk kader-kader baru yang berkualitas, yang tentunya kedepanya akan berguna bagi kelompok atau organsasi tersebut. Karena akan ada regenerasi yang baik di dalam kelompok atau organisasi tersebut karena banyaknya kader-kader yang berkualitas. Pengkaderan yang baik juga akan melahirkan kader-kader yang mempunyai disiplin tinggi dan komitmen yang kuat bagi organisasi atau kelompoknya.
Namun, akhir-akhir ini pengkaderan sudah sangat berubah. Pengkaderan yang seharusnya menjadi tempat pembentukan watak dan karakter mahasiswa baru, justru menjadi ajang balas dendam para senior kepada mahasiswa baru dengan alasan karena mereka pun pernah mengalami hal yang sama. Lebih parahnya lagi pengkaderan terkadang menjadi ajang mempertontonkan kekuatan senior kepada mahasiswa baru, sehingga senior yang menjadi pengkader tak ubahnya seorang preman di mata para mahasiswa baru.
Ironis memang, pengkaderan yang seharusnya di penuhi dengan ajang aduh kualitas dan kreativitas, malah berubah menjadi ajang untuk balas dendam maupun untuk mempertontonkan kekuatan, yang pada ahirnya bukan mafaaat yang di peroleh melainkan justru kemudaratan. Munkan inilah yang kita dapat lihat dalam proses pengkaderan di Universitas Hasanuddin. Pengkaderan yang di harapkan menjadi ajang pembinaan mahasiswa baru, agar di dapatkan mahasiswa baru yang bukan hanya cerdas intelektual saja, tetapi juga cerdas emosional. Tetapi justru menjadi ajang balas dendam dan mempertontonkan kekuatan bahkan berujung pada kematian mahasiswa baru contohnya yang terjadi di tahun 2011, di mana seorang mahasiswa baru ”AWALUDDIN”. Mahasiswa fakultas Mipa jurusan Kimia ini harus merenggang nyawa karena kesalahan pengkaderan itu sendiri. Melihat lebih jauh bagaimana pengkaderan di fakultas hukum unhas, apakah sudah baik atau belum?
Maka jawabanya belum. Pengkaderan yang menurut dekan fakultas hukum bapak PROF.DR.ASWANTO,SH.,MH.,DFM. Bertujuan untuk melatih mahasiswa baru untuk disiplin dan juga agar terbentuk rasa saling memiliki antar sesama mahasiswa baru, ataupun antara mahasiswa baru dengan seniornya. Hal ini di maksudkan agar bentrokan dapat di hilangkan, namun justru sebaliknya.Di saat mahasiswa baru di minta agar menjaga rasa solidaritas, tetapi justru senior yang mempertontonkan hal yang sebaliknya. Di mana pada saat mahasiswa baru di suruh berkumpul, para mahasiswa senior mempertontonkan hal yang seharusnya tidak di lakukan oleh orang yang terdidik yaitu bentrokan, seperti yang terjadi pada hari selasa tanggal 25 september 2012. Dan masih banyak lagi praktek pengkaderan yang tidak mendidik. Seperti mahasiswa baru di wajibkan berpakaian yang tak ubahnya orang gila, mahasiswa baru di perintahkan saling menyakiti (menampar), mahasiswa baru di perintahkan membawa susu dan apel yang selanjutnya, bukan mereka yang menikmatinya, tetapi justru seniornya, mahasiswa baru di perintahkan membawa uang yang kemudian akan di kumpul oleh senior, dan masih banyak lagi praktek pengkaderan yang tidak mendidik.
Bagaimana pengkaderan yang ideal bagi mahasiswa baru?
Jika kita mencari bagaimana pengkaderan yang ideal bagi mahasiswa baru, maka kita perlu melihat dari tujuan dan esensi dari pengkaderan itu sendiri. Adapun tujuan dan esensi pengkaderan secara umum adalah sebagai tempat terjadi perkenalan, membuat mahasiswa baru lebih mengenal dengan dunia perkuliahan, membuat mahasiswa baru paham cara belajar yang baik di bangku perkuliahan, dan membuat mahasiswa baru paham dengan kondisi kampus. Jadi pengkaderan itu seharusnya lebih menitik beratkan pada bagaimana cara memperkenalkan dunia kampus kepada mahasiswa baru dengan cara yang elegan dan mendidik tentunya bukan dengan cara yang tidak mendidik maupun memaksa.
Pengkaderan yang ideal bagi mahasiswa baru juga harus sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu penggajaran, penelitian ,dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karna itu pengkaderan seharusnya menggedepankan bagaimana membuat mahasiswa itu mendapatkan ilmu yang berguna bagi mereka kedepanya, tetapi tidak harus memaksakan kehendak atau menggurui seseorang apalagi membentak. Tetapi lebih baik di melakukan Partner Divelopment dengan cara mengajak musyawarah atau sharing bersama maka mahasiswa baru pasti akan lebih suka, selain itu senior juga akan dapat ilmu dari sharing – sharing tersebut. Selanjutya pengkaderan itu harus membuat mahasiswa baru itu mau untuk melakukan yang namanya penelitian di mana senior harus memberikan contoh kasus kepada junior kemudian mahasiswa baru melakukan penelitian terhadap hal tersebut dan kemudian memaparkanya di depan teman-temanya. Sehingga banyak mafaat yang di peroleh oleh mahasiswa baru itu sendiri. Karna melakukan proyek penelitian sendiri dan kemudian memaparkanya. Dan selanjutnya mahasiswa baru harus di ajak turun kelapangan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. contohnya turun ke jalan membersihkan jalanan, memberikan edukasi kepada masyaraka, melakukan penggobatan geratis, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk pengabdian lainya yang bermanfaat.
Pengkaderan juga harus membuat mahasiswa baru itu sendiri mengetahui fungsinya sebagai mahasiswa. karena sebagai mahasiswa bukan hanya mempunyai fungsi akademik tetapi juga banyak fungsi lain. Contohnya mahasiswa berfungsi sebagai agen of change (agen perubahan), social control (pengawal kebijakan pemerintah), moral force (teladan masyarakat). Tetapi semua itu harus di sampaikan dengan cara yang benar sehingga mahasiswa baru dapat mengetahui hakikat dan fungsinya sebagai mahasiswa. Sehingga setelah pengkaderan mereka dapat menggamalkanya.
Jadi,pengkaderan yang ideal itu harus sesuai dengan tujuan dan esensi dari pengkaderan itu sendiri, dan juga harus sesuai dengan tri darma perguruan tinggi. Dan yang terpenting pengkaderan harus memanusiakan mahasiswa baru bukan membuat sebuah robot mahasiswa yang selalu patuh pada seniornya. Dan untuk memanusiakan mahasiswa baru, harus di lakukan dengan cara yang manusiawi dan melalui proses pengalaman serta pengamalan yang mulia dan bertanggung jawab dan bukan melalui sebuah program pengkaderan yang penuh penyiksaan, tekanan dan doktrin.
Afdalis
B11112344
B11112344
0 komentar:
Posting Komentar