Foto: Pribadi Agus Nawipa/KCCM |
Oleh: Agus M. Nawipa
Opini, (KCCM)—percaya dan yakin bahwa dalam nafas hidup saya yang telah melekat kelemahan dan kelebihan saya. Aku percaya ini kelemahan dalam tiap aktivitas sehari-hari, baik itu melalui karakter, ketrampilan, tutur kata dllnya.
Saya pergi ke kampus begitu banyak pertimbangan yang secara pribadi pertimbangkan. Namun, setelah sampai di kampus saat terima mata kuliah tadinya begitu banyak timbangan akan menjadi biasa. Maka, yang terpenting giat untuk partisipasi dalam proses pendidikan dengan semangat dalam situasi tertentu.
Berdasarkan itu, jangat anggap remeh sebelum mencoba suatu upaya kita. Tetapi, setelah mencobanya lalu mengevaluasi hasil pekerjaan kita agar hasil upaya kita memadai dan merasakan sendirinya.
Niat tinggi menjadi bijaksana orator publik andalan. Tapi, aku percaya bahwa gaya ucapan, mengatur intonasi dalam tutur katanya tidak begitu bersistematis secara ejaang di baku.
Justru itu, barangkali saya siap terima kebobotan bahasa atau kemampun berbahasa yang mampu menyakinkan pada sesama. Karena, kemauan yang saya miliki tetap untuk memperjuangkan hingga juru bicara publik.
Dalam pekerjaan apapun bila manusia bergerak tangan untuk focus mengerjakan pada pekerjaan tersebut itu tentu bahwa sesuai upaya hasilpun tetap mendapatkan. Asalkan manusia harus rajin mengerjakan, salah satunya adalah rajin untuk belajar maka sebuah prestasi kita tetap aakan menuntas.
Mewujubkan Segala harapan sebagai calon pemimpin masa depan akan tiba ketika diri pribadinya bersungguh-sungguh untuk belajar. Karena, persiapan demi masa depan kerjakan atau belajar dari sekarang masa depan hanya menentukan. Itulah perubahan muliah.
Tuhan menciptakan manusia secara sempurna dan mempunyai akal budi dan instang naluri yang sehat lalu manusia merencanakan sebanyak rancangan hanya yang terjawab rencana Tuhan.
Penulis: Mahasiswa Univercitas Satya Wiyata Mandala (USWIM) Nabire, Papua.
0 komentar:
Posting Komentar