Foto: Dok Ist Pribadi Ypsafat Mai Muyapa/KM |
Oleh : Yosafat Mai Muyapa
(Opini), KM- Kearifan Noken Papua adalah tidak boleh di samakan dengan budaya budaya melayu dan budaya pengasilan pabrik tas dan lain sebagainya.
Noken merupakan salah satu identitas “Orang Asli Papua” yang mengandung oleh budaya turun temurun dari generasi ke generasi akan arus pada sampai generasi terkini.
Dalam kebudayaan manusia noken sebagai filosofi, sosiologis, dan antropologis dan nilai normatif hidup serta psikologis batin.
Kearifan noken ini merupakan bukan berarti noken jadi biasa anyaman kerajinan tanan oleh mama-mama orang papuani saja. Tidak tetapi noken adalah salah satu makna yang berluas dan bukan samakan dengan era globalisasi atau era modern artinya bahwa tidak berpatokan dengan barang atau tas-tas di hasil pabrik modern ini.
Jadi, berpatokan pada noken adalah orang selalu bilang bahwa “sistim noken” adalah apa? Itu berarti kesatuhan persahan orang asli papua terhadap mendukung, atau kekompakan untuk menhasilkan sesuatu kesuksesan bersama, pada medan perlawanan maupun medan sosial.
“Itulah sebabnya, Kurtural Noken papua adalah unsur nilai budaya dan mata papuani”tulisan Cover buku cermin Noken Papua.
Semenatara, monitorin orang tua dengan penyampaian tuturkan sepertinya diri akan menjadi bermutasi dan bergensi terhadap dunia historistik kelahiran anda dengan begitu tugas muliah kami orang tua melakukan bahwa, dulu semenjak anda mama mengandung selama 9 bulan dalam kandungan kami di persiapkan hanya “noken”, kemudian setelah anda lahirkan andapun perna kembali ke “Noken” sebagai ajunang dan tempat anda di besarkan.
Maka, sosok dengan bernama Noken papua yang keranjian tangan terus menhasilkan oleh berbagai suku dan bangsa papua sebagai budaya yang tak dapat intipkan oleh generasi demi generasi dengan alasannya, dulu leluhur hingga sekarang budaya noken masih dalam garis berkobar belum punah. Aku sangat apresiasi buat diri sendirinya agar itu telah terwujub sebuah otoritas oleh-Nya.
Merauke (Papua), TabloidBongkar.com Dalam Pertemuan Pemuda Intelektual Marind Bersama Bupati Merauke. pada hari ini (10/03/16), Kata Bupati Merauke Fredy, sudah dirancang jauh hari sebelumnya, mengapa saya memilih Gedung Noken Sai sebagai tempat pertemuan karena punya makna tersendiri sebab dalam bahasa Marind Noken Sai ini berarti “Tempat Milik Saya”
saya menjadi bupati bukan karena saya menginginkan sebuah jabatan, ekonomi mapun dan lainnya tetapi saya menjadi bupati karena kerinduan saya, harkat dan martabat saya sebagai manusia putribumi.
Telah terdapat kebutuhan noken papua yang selalu terjadi dengan menjaling kebutuhan dan kembali kita lihat bahwa dalam buku, “Cermin Noken Papuani” oleh, Titus Pekei bahwa ada beberapa aspek yaitu;
a. Noken adalah tempat (wadah); bayi dapat ajunangkan dan tempat orang papua terbentuk menjadi manusia bermartabat dan bermoral dari budayanya sendiri.
b. Noken adalah kerajiana tangan dari sema suku bangsa papua yang di wariskan sebagai unsur budaya;
c. Noken adalah tempat tuk mengisi dan menyimpan semua barang di dalam tempat rajutan dan nyaman tangan yang bermanfaat pengguna secara aman.
d. Noken adalah tempat untuk barang pribadi dan dari barang yang diisi ke dalam noken orang akan mengetahui siap pemiliknya.
e. Noken adalah salah satu kerajinan tangan masyarakat adat tanah papua yang bernorma, beradat, berbudaya, beretika, dari masa leluhur hingga sekarang.
Berdasar pengertian dan definisi singkat lugas penulis tentang melestarikan dan menjadikan salah satu observasi untuk mendapat riset sebagai noken budaya papua yang di hasilkan oleh namual kreatif orang papua.
Edisi pada, rabu (02/03/2016) di media cetak tabloidjubi.com.Direktur Ekologi Papua Intitute (EPI) juga penggas cermin noken papua Titus Pekei, menilai nama “Noken” untuk jadikan sebuah Toko menjual minuman beralkhol justru menilai telah menodai noken yang sudah di akui oleh PBB di bawah UNCESCO (United Nations Edicational, Secientific and Cultral Orgnizations) sebagai warisan budaya benda milik orang papua,“Komennya.
“Toko miras noken stop nodai Noken, warisan dunia toko miras tidak layak pakai nama noken. Miras adalah usaha diri lalu pakai nama noken sebagai warisan dunia yang sudah terdaftar di UNESCO cari itu tidak layak atau tidak masuk akal jadi “Aneh.
Mengapa penggagas cermim noken Papua Titus menegaskan bahwa “Toko miras di nodai Noken Papua itu saya selalu pengamat noken hal itu tidak layak untuk menodai dan memberikan nama toko miras jadi noken itu menjual sebagai identitas orang papua jadi tidak sama sekali tidak ijinkan sehingga perlu untuk perubahan nama dari Noken itu.
Itu menjadi suatu masalah besar, Karena menjual identitas nama orang papua. Jika itu anda menjual nama Noken, untuk itu, OAP maupun bukan orang papua (pendatang) ingat jangan jadikan nama-nama toko-toko pahlwan itu, bukan nama perdagagan atau bukan juga nama nodai oleh berbagai tindakan membawah kehancuran. Tapi, Kalau melestarikan “Ok.
Karena, saat memberikan nama harta dan benda yang ada di papua ini adalah bukan sia-siakan tapi memberikan nama itu kondisi tertentu artinya pahlawan tanpa jasa.
Jika itu pemberian nama adalah bukan dari sejak generasi Ayah dan Nenek dan juga generasi lima dekade kebawa tidak tapi memberikan nama itu Pencipta sendiri atau dari manusia pertama. Oleh sebab, nama nama yang telah memberikan semesta yang ada di papua itu bukan main gitu salah satunya “Noken.
Hal itu, Jika terjadi pada tempat, “Neon Box Toko Miras “NOKEN” 88 di Kawasan Jln. SPG Permnas I, Waena Kota Jayapura Papua. Sabtu (27/02/16)-Jubi/Abeth. Dan keterangan ini di tulis karena inisiatif kriminal menjaual martabat orang papua sebagai di nodai oleh miras sangat salah.
Sekalipun, noken papua dan jati diri orang asli papua berbagai elite politik yang telah menghakimi, tetapi jangan takut itulah adalah milik orang papua dan warisan OAP tak dapat mempengaruhuikan budaya papua jadikan budaya orang pendatang.
Tapi, seluruh OAP ingat dan antisipasinya terkait dengan klarifikasinya kankrit noken atau budaya asli orang papua akan mempengahui budaya pendatang sehingga mata pencarian budaya (cultural) orang papua di ludeskan atau punahkan itu sangat bahaya, “Tegasnya Yosafat Mai Muyapa/KM.
Tanah Cendrawasih, Papua, (12/03/2016)
Penulis: Aktif Menulis di Media Online www.kabarmapegaa.blogpost.com
0 komentar:
Posting Komentar