Oleh : Fransiskus Kobepa
Pinang merupakan suatu buah khas bagi orang papua khususnya yang berada di wilayah pesisir pantai yang jelas terlihat sebagai adat dan kebiasaan mereka sejak dahulu kala hingga sampai saat ini warga pesisir pantai masih mengkonsumsinya sebagai makanan ringan hari-hari seperti permen bahkan pinang juga di makan saat upacara adat tertentu bukan hanya itu pinang sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat papua pada umumnya termasuk masyarakat yang berada di wilayah pegunungan papua pun mengkonsumsinya walaupun di daerah tersebut tidak ada buah pinang namun
karena pergulan dan perkembangan, buah pinang tersebut di jual dengan harga yang cukup terjangkau Rp.1000 biasanya disebut pinang ojek , ada juga pinang tumpuk harga berkisar Rp.2.000 – Rp.10.000.- dan seterusnya sesuai kebutuhan dan daerah di wilayah pegunungan dan daerah terpencil yang jauh dari daerah pesisir, harga akan lebih mahal bisa mencapai 50.000 – 100.000 per tumpuk/kantong plastik kecil di jual langsung di bersama siri dan akan diberikan kapur.Buah ini di kunyah dengan siri yang di campur dengan kapur di kunyah-kunyah hingga ludah yang dihasilkan berwarnah merah sambil kunyah-kunyah ludahnya di buang hingga beberapa saat sampai kering hasil gigitan pinang tersebut (seperti hanya kita mengkonsumsi permen karet apabila manisnya habis permennya di buang) dipapua,meja-meja pinang tertata rapi di jalan-jalan bahkan di manapun berada penjual pinang ini sangat dekat dengan masyarakat,sebab hampir keseluruhan warga mengkonsumsinya dalam keseharian bila sudah ketagihan sesorang mengkonsumsi lebih dari 5 buah tiap harinya.
Sangat jelas terasa dengan berbagai kehidupan yang ada di lingkungan orang papua ada beberapa hal yang sering perpengaruh yaitu dengan membuang ludah pinang di sembarang tempat salah meninggalkan noda yang mungkin sulit dihilangkan,salah satu contoh di dalam kapal layar saat hendak penumpang dari papua pasti kotoran pinang ada yang berserakan di lantai sehingga tak heran kalau petugas kapal menempelkan di dinding kapal yang berbunyi”di larang membuang ludah pinang sembarang” hal ini memang agak asing bagi para pengunjung yang berada di luar papua yang belum mengenal pinang,namun hal ini menjadi hal yang biasa bagi orang papua di manapun berada tak heran kalau dilihat kebersihan kapal hanya dari pelabuhan sorong – Surabaya terlihat bersih
Beberapa hal memang terlihat juga khas orang papua mulai dari anak kecil hingga dewasa gigi pasti akan telihat merah dengan pinang,kulit hitam dan rambut kriting itulah orang papua Ras Melanesia,yah jelas merekalah penghuni pulau yang kaya ini pulau burung cendrawasih tanah papua.
Mengkonsumsi buah ini memang menjadi suatu hal yang biasa-biasa saja bagi orang papua yang sudah biasa mengkonsumsinya namun hal-hal ini juga menjadi perhatian berbagai elemen-elemen yang ada seperti dilihat dari sisi agama dan sisi kesehatan kadang memberikan beberapa komentar dan penilaian dari sudut pandang yang bertentangan dengan hal tersebut seperti dari sudut padang agama memandang bahwa kapur pinang mengadung zat batu yang dapat membahayakan tubuh manusia yang disebut sebagai bait Allah ,sama halnya sudut pandang kesehatan memandang adanya zat-zat berbahaya di dalam kapur pinang yang akan mengakibatkan mabuk secara perlahan bahkan lebih berbahaya dari mabuk minuman keras yang ada ,beberapa hal ini pun perlu menjadi perhatian serius bagi mereka yang sudah biasa mengkonsumsi ,agar diperhatikan dan dikurangi konsumsinya untuk kebaikan kesehatan maupun kebaikan tubuhnya di masa yang akan dating.
Konsumsi dan tidak mengkonsumsi dan dilarang mengkonsumsi kini menjadi pilihan masing-masing individu tersebut sebab hal mengkonsumsi pinang sudah menjadi bagian dari kehidupan orang papua sejak dulu hingga saat ini ,semoga catatan ini dapat bermanfaa bagi siapa saja yang mencari referensi tentang pinang dan kehidupan orang papua.
“pinang juga bisa disebut permen keseharian orang papua”.
0 komentar:
Posting Komentar