1. Kesustraan melayu klasik
Semua karya sastra dianggap milik bersama dan digolongkan atas :
a. Bentuk ,isi dan pengaruh asing
b. Berdasarkan pengaruhnya terdiri dari : sastra rakyat atau sastra melayu asli,sastra pengaruh hindu dan sastra pengaruh islam
2. Kesastraan rakyat melayu asli
Kesastraan melayu diturunkan melalui cerita secara lisan ( oral literature) batas sastra klasik adalah sastra lisan dan sastra tertulis. Orang yang pintar untuk berhubungan langsung dalam kehidupan masyarakat lama dengan roh-roh halus untuk mengelurkan kata-kata magic yang disegani masyarakat. Kesastraan melayu terdiri atas : cerita asal usul suatu suku , cerita fabel , cerita jenaka , cerita pelipur lara,cerita sage dan cerita mite.
3. Isi dan bentuk sastra melayu
Kesastraan dan melayu dan massa peralihan : menurut isi dan bentuknya kesastraan melayu dapat digolongkan sebagai berikut : isi sastra adalah sastra yang berisi sejarah , sastra yang berisi undang-undang dan sastra yang berisi petunjuk raja. Menurut bentuknya sastra melayu terdiri dari puisi dan prosa . bentuk prosa dalam sastra melayu klasik adalah :
Ø Hikayat adalah cerita kehidupan raja di istana.
Ø Dongeng adalah cerita fiktif yang ada di dalam masyarakat
Ø Fabel adalah cerita kehidupan binatang
Ø Sage adalah cerita berhubungan dengan sejarah
Ø Legende adalah cerita terjadinya keajaiban alam
Ø Mite adalah cerita kehidupan roh-roh
Ø Silsilah adalah cerita keturunan raja
Bentuk puisi pada masa melayu kuno / klasik : mantra ,pantun , syair , gurindam ,seloka ,talibun dan karmina.
4. Kesusatraan massa peralihan
Massa Abdullah dari tahun 1979 – 1945. Beliau menguasai dua bahasa karena ayahnya berasal dari india dan ibunya dari arab. Selain kedua bahasa dia belajar juga bahasa melayu dan pada massa tuanya belajar juga bahasa inggris ,cinta dan bahasa belanda. Tugas utama beliau adalah mengajar bahasa asing dan menerjemahkan buku-buku berbahasa asing ke dalam bahasa melayu. Karangan popular yang dikisahkan adalah kehidupan raja-raja beserta kehidupan keluarganya di istana.
Beliau melihat perbedaan kehidupan raja-raja dan kehidupan rakyat serta massa transisi antara kehidupan barat yang realistis ,dinamis dan kreatif di bandingkan dengan masyarakat melayu yang malas , satatis dan tidak kreatif. Beliau berani merombak tradisi lama dan berani mendobrak tradisi baru maka dinamakan masa peralihan dari lama ke yang baru. Hasil karya sastranya adalah Hikayat Abdullah ,Kisah Perjalan Abdullah dan Syair Singapura di makan api. Pada massa peralihan ada sastrawan lain yang menulis Gurindam 12 oleh Ali Haji. Gurindam pasal pertama:
Barang siapa tidak memegang agama
Sekali –kali tidak boleh bilangkan nama
Barang siapa mengenal yang keempat
Ia itulah orang yang marifat
Fikir dahulu sebelum berkata
Supaya terlelak silang sengketa
Kalau mulut tacam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar
Jika ilmu tiada sempurna
Tiada berapa ia berguna
5. Periodisasi sastra Indonesia
Periodisasi sastra artinya perkembangan dari period ke periode dalam sejarah sastra. Periodisasi berkaitan dengan angkatan dalam sastra yaitu kelompok sastrawan yang hidup dan berkarya massa tertentu. Periodisasi dan angkatan adalah norma-norma sastra serta yang mengalami perkembangan dari massa ke massa dengan berbagai perbedaan fikiran , ide ,gagasan , visi dan semangat serta ciri-ciri instrisik karya sastra sesuai perkembangan antar sastra. Ciri instrinsik yaitu dasar pemikiran adanya suatu angkatan misalnya dalam suatu cerita rekaan atau fiksi berupa fikiran perasaan , gaya cerita, gaya bahasa , alur ,penokohan ,thema dan latar. Unsur instrinsik dalam pusi adalah tema,irama,gaya,rima,gaya bahasa,emosi,diksi,dan lain-lain.
Menurut Abdul Haji angakatan baru lahir disebabkan oleh peristiwa-peristiwa seperti proklamasi , sumpah pemuda , G30S dan lain-lain.
Dalam sastra Indonesia ada beberapa angkatan yaitu angkatan balai pustaka , angkatan 42 atau Jepang , angkatan 45 atau kemerdekaan , angkatan 50-an – 66-an dan angkatan 70 – sekarang. Dengan menghayati sifat dan ciri-ciri sastra dari setiap periode maka selalu menciptakan karya sastra yang baru baik berkaitan dengan masalah pandangan hidup , filsafat ,ekspresi seni , pemikiran dan perasaan pengarang dan setiap sastrawan.
6. Periodisasi sastra dengan ciri-ciri instrinsiknya maka pengarang sastra angkatan 20-an (BP) yang didirikan oleh pemerintah belanda kolonial dapat dikumpulkan sebagai berikut :
a. Sastra nusantara klasik / lama / kuno yaitu sastra nusantara kuno , sastra nusantara hindu , sastra nusantara islam.
b. Sastara Indonesia moderen
7. Sastrawan dan karya-karya puncak :
a. Berupa Koran berbahasa melayu dan jawa
b. Berupa Koran medan priyai oleh Tirto Adhisuryo
c. Buku-buku roman mata gelap
d. Mas Mako Martodikromo dijatuhi hukuman oleh pemerintah belanda dan meninggal dalam pembuangan di sungai diguel irian barat
Pemerintah belanda mendirikan suatu taman bacaan rakyat demi kepentingan pemerintah pada tahun 1998 di ganti dengan kantor bacaan rakyat (Kantoor Voor de Volklatruur) atau balai pustaka di Batavia. Latar belakang didirikannya balai pustaka
a. Menyediakan bacaan yang baik untuk rakyat agar mendapat pendidikan pandai membaca
b. Membendung bacaan rakyat dari pengaruh lain
c. Menanamkan politik penjajahan di Indonesia
Buku-buku yang terbit dari balai puska yang terbit saat itu adalah : Sripustaka,Panjipustaka,Parahiyangan,pujangga baru dan lain-lain. Karya sastra roman/novel pada angkatan balai pustaka adalah :
a. Merari Siregar ,buah penanya azab dan sengsara
b. Adinegoro , buah penanya darah muda dan asmara jaya
c. Abdul Muis ,buah penanya salah asuhan dan pertemuan jodoh
Penyair sastra bidang puisi pada BP
darah muda salah asuahan dan asap dan sengsara. Penyair sastra bidang puisi pada angkatan balai pustaka adalah
d. Moh. Yamin , Rustam Effendi dan Sanusi Pane. Moh.Yamin buah penanya adalah puisi tanah air dan Indonesia tumpah darahku. Rustam Effendi buah penannya adalah Drama Bebasari dan Sanusi Pane buah penannya adalah Puspa Mega.
e. Angkatan pujangga baru identik dengan majalah pujangga baru yang terbit 1933 yaitu majalah pujangga baru didirikan oleh 3 serangkai yaitu (STA) , Armin Pane dan Amir Hamzah. STA terkenal di bidang prosa (roman) yang pertama berjudul Prasaannya : tak putus dirundung malam ,anak perawan di sarang penyamun dan layar terkembang. Armin Pane terkenal sebagai pengarang prosa belenggu dan Amir Hamzah sebagai raja penyair pujangga baru.
f. Angkatan pujangga baru identik dengan majalah pujanga baru yang terbit pada tahun 1933
g. Angkatan 42 / angkatan jepang
Penyair terkenal pada angkatan 42 adalah Chairil Anwar di bidang puisi dengan judul sajak “Diponegoro” puisi itu disensor masuk pada angkatan 45.
h. Angakatan 45 atau angkatan kemerdekaan. Dalam puisi diponegoro terungkap kata-kata yang isinya ketidak setujuan penjajahan jepang dan belanda di Indonesia. Contohnya pada puisi “Aku” maju ,serbu,terjang.
i. Angkatan 45 dan 50-an. Angkatan 45 dinamakan juga angkatan sesudah perang atau angkatan kemerdekaan . angkatan 45 namanya terkenal pada tahun 1949 di dalam majalah siasat 19 januari 1949 oleh Rosihan Anwan angkatan 45 disebut juga angkatan Chairil Anwar karena puisinya yang dapat disensor masuk pada angkatan itu.oleh H.B Yasin Chairil Anwar layak disebut pelopor angkatan 45 karena dia membuka dunia baru dari pengaruh belanda dan jepang. Puisi populer pada angkatan 45 adalah “Aku” Idrus pengarang dari Surabaya yang terkenal di bidang prosa “Dari Ave Maria ke jalan lain ke Roma” Ave Maria adalah periode pertama roman yang mengandung kepercayaan kudus pada nilai-nilai hidup manusia dan alam. Pengarang-pengarang revolusi menurut H.B Yassin pada angkatan 45 adalah Idrus , Muktar Lubis dan Pramuda Ananta Tur
8. Angkatan 50-an sampai 66
a. Angkatan 50-an muncul tahun 1953 setelah Asrul Sani dan STA mengikuti symposium bahasa di Amsterdam. Menurut Ayip Rosidi angkatan 50-an muncul dengan suburnya dalam majalah-majalah sastra yaitu majalah siasat (gelanggang) , majalah mimbar Indonesia dan Pujangga baru.
b. Sastrawan angkatan 50 – 60 adalah Nugroho Noto Susanto , S.Bactiar , W.S Rendra , A A Navis , Iwan Sumatupang dan Taufik Ismail.
Sajak Taufik Ismail yang terkenal pada anggkatan 66 adalah Tirani dan Benteng kumpulan sajakdan puisi”Tiga Anak Kecil” pengarang angkatan 50 – 66 dengan buah penanya adalah : N N Susanto : Hujan Kepagian , A.A Navis : Robohnya surau kami , Trisnoyuwono : laki-laki dan mesiu , W.S Renda : Balada Orang Tercinta.
9. Angkatan 70-an. Angkatan ini ditandai dengan kehadiran sastrawan baru yakni W.S Rendra , Subagyo,Sastrowardoyo,Ayib Rosidi dan Taufik Ismail.sastrawan yang muncul angkatan 60an adalah Sutardji Calcoum Bachri , Abdul Hadi , Ibrahim Sattah , Linus Suryadi.
Puisi – puisi yang muncul akhir angkatan 70-an bergaya mantra diantaranya : Sutardji Calcoum Bachri dengan buah penanya adalah puisi “Kredo” yang terdapat dalam majalah horisom. Kata-katanya bukan sekedar pengertian tetapi bebas dari ide dan harus bebas menentukan diri sendiri. Menurut Sutardji puisi itu membebaskan kata-kata yang berarti mengembalikan kata pada awal mula maka kata pertama adalah mantra. Contoh “Tragedi Winka dan Sihka” adalah kata pertamanya kawin dan kasih. Pengembalian suku kata dari masing-masing kata diatas menunjukan bahwa perkawinan itu ingin hidup bahagia tetapi beberapa waktu kemudian sudah tidak utuh lagi atau tidak bahagia akhirnya terbalik menjadi Naraka. Perkawinan tragedi “Kawin jadi Winka dan Kasih menjadi Sikha” maka secara linguistik tidak mempunyai arti atau disebut juga “Nonsense” Nonsense berfungsi menimbulkan magis atau kekuatan gaib untuk mempengaruhi dunia gaib dan banyak ditemukan dalam puisi lama “Mantra” misalnya sastrawan lainnya adalah Abdul Hadi . W.M penyair produktif buah penanya adalah sajak “Laut belum Pasang” (1971) potret panjang seorang pengunjung pantai Sanur (1975). Cermin (1979). dan tergantung pada angin (1977) sajak-sajaknya yang mengandung keagamaan misalnya”Tuhan Kita Begitu Dekat”
Tuhan
Kita Begitu Dekat
Seperti Kain dengan Kapas
Aku panas dalam Kain-Mu
Tuhan
Kita Begitu Dekat
Bagai Api dan Panas
Aku panas dalam apimu
Tuhan Kita Begitu Dekat
Seperti angin dan arahnya
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini aku nyata
Pada Lampu padamu
Tidak ada jarak antara penyair dengan Tuhan semuanya begitu dekat api dan panas,kain dan kapas , angin dan arah.
Penyair yang ketiga adalah “Putu Wijaya” pada Tahun 1980-an sastrawan Indonesia yang paling produktif termasuk pengarang ,fiksi,drama dan sutradara film dalam sastra moderen Indonesia. Drama buah penanya Putu Wijaya adalah “Dalam cahaya bulan” dan “Bila malam bertambah malam”
Source : Berbagai Sumber
Source : Berbagai Sumber
0 komentar:
Posting Komentar